TAMIYANGLAYANG – RSUD Tamianglayang, Kabupaten Barito Timur (Bartim), menggelar Rapat Evaluasi Program dan Anggaran, Selasa (6/2/2024).
Rapat dengan jajaran Manajemen RSUD Tamiyanglayang ini dipimpin oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Bartim, Panahan Moetar, didampingi Direktur RSUD Tamiyanglayang, dr Vinni Safari, Kepala Dinas Kesehatan Bartim, dr Jimmi WS Hutagalung, serta Josmar L Banjar Nahor dari Inspektorat Bartim.
Menurut Sekda Panahan Moetar, dalam rapat bersama tersebut ditemukan beberapa kekurangan dalam Perencanaan Anggaran RSUD Tamianglayang. Salah satu kendala utama yang dihadapi adalah terkait dengan aspek finansial.
“Walaupun pihak rumah sakit berupaya optimal untuk memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat, tetapi keterbatasan finansial menjadi hambatan yang saat ini mengganjal,” katanya kepada awak media.
Panahan Moetar membeberkan, berdasarkan informasi yang diterima dari pihak RSUD Tamiyanglayang, kendala itu berpengaruh terhadap fasilitas kesehatan RSUD Tamiyanglayang yang sekarang telah menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) tersebut.
“Kita akan mencari solusi bersama terkait permasalahan dasar itu, dan menanggapi keluhan- keluhan yang dialami rumah sakit tersebut,” tegasnya.
Sekda menilai, persoalan yang dihadapi RSUD Tamiyanglayang ini cukup kompleks. Antara lain berkaitan regulasi perawatan pasien.
Sebagai contoh, jika pasien secara medis harus mendapat perawatan selama 5 hari baru bisa sembuh, tentunya tidak dimungkinkan segera dipulangkan. Namun, di sisi lain, sesuai peraturan, perawatan pasien ternyata hanya bisa diklaim dengan batasan maksimal 3 hari.
“Sisa dua harinya bagaimana? Itulah yang menjadi beban rumah sakit selama ini. Tadi dokter spesialis juga menyatakan tidak mungkin mereka memulangkan pasien yang benar-benar belum dinyatakan sehat. Hal semacam ini akan kita koordinasikan dengan pihak lain,” sebutnya.
Selaku Dewan Pengawas RSUD Tamiyanglayang mewakili Pemerintah Kabupaten Bartim, Sekda Panahan mengharapkan, dengan adanya Rapat Evaluasi ini maka kualitas pelayanan rumah sakit tersebut dapat meningkat dan memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat dengan lebih baik di masa mendatang.[]
Gazali Rahman 7/2/ 2024.