Salah satu dosen di Program Studi Pendidikan Seni Tari Universitas PGRI Kalimantan, Gita Kinanthi, telah menghentakkan kakinya pada sebuah panggung festival internasional di Korea Selatan.
Andong International Mask Dance Festival namanya, sebuah perhelatan yang mengangkat budaya Topeng di dunia. Sudah digelar sejak 1997.
Andong sendiri merupakan daerah wisata yang kaya akan budaya. Populer dengan wisata bernama Hahoe Village (Desa Hahoe), salah satu World Heritage di bawah kelola UNESCO.
Kegiatan Festival ini melibatkan 27 negara di dunia. Diketahui tim Indonesia yang berangkat ada 4 grup, salah satunya adalah tim Kalimantan Selatan.
Tahun ini, Juho Kim sebagai pimpinan festival mengundang Gita Kinanthi sebagai salah satu partisipan dari Indonesia. Untuk kali kedua, Gita berangkat ke Korea Selatan mengikuti festival ini.
Gita Kinanthi juga tercatat sebagai anggota Komite Tari Dewan Kesenian Kalimantan Selatan. Gita berangkat ke Korea Selatan pada 26 September sampai 1 oktober 2024. Dia berkolaborasi dengan Mila Rosinta (Founder MAD Yogyakarta),dan Ahmad Maulana (Banjarmasin) sebagai komposer karya tarinya.
Kesempatan melancong ke Korea Selatan tahun ini adalah kali kedua bagi Gita. Selama tiga bulan pada 2015 silam, Gita Pernah mengikuti program Cultural Partneship Initiative (CPI) bersama seniman Filipina dan Srilanka di Andong-Korea Selatan. Kegiatannya meliputi pertukaran budaya dan pementasan.
Kali ini, atas dukungan Universitas PGRI Kalimantan, Gita dan Mila membawakan karya tari garapan baru berjudul Perempuan, Mereka, dan Aku. Bercerita tentang keberadaan perempuan pedagang Pasar Terapung yang masih bertahan di zaman ini.
Diterangkan Gita, Topeng Pantul juga dihadirkan dalam karya ini sebagai representasi kejenakaan dan ironi kehidupan manusia sungai. “Pesan penting yang ingin disampaikan adalah perempuan mampu bertahan dalam budaya pasar terapung meski zaman terus berubah,” ucapnya.
Kata Gita lagi, Salah satu pendamping karya ini adalah Almarhum Budayawan Kalsel Ys Agus Suseno, yang berpesan, “gali terus budaya Banjar dan jangan takut untuk berbeda”.
Membawa pesan tersebut, Gita berharap seniman kalsel lebih berani mengambil peluang di kancah internasional untuk mewangikan Kalsel melalui budaya Banjar. “Kebudayaan Kalsel sangat banyak dan sudah waktunya semakin mendunia,” ucap Gita.
Keberangkatan Gita Kinanthi, sebagai salah satu dosen Prodi Pendidikan Seni Tari merupakan peluang yang baik serta langkah strategis untuk memperkenalkan budaya Pasar Terapung melalui karya tarinya di Festival Internasional. Begitu tanggapan dari Dekan Fakulta Sosial dan Humaniora Universitas PGRI Kalimantan, Dr Benny Nawa Trisna Mpd.
“Selain itu, tentu saja hal ini sebagai upaya nyata dalam pengembangan diri sebagai dosen tari yang unggul, profesional dan berkarakter, mengingat kampus kami satu-satunya yang memiliki Program Studi Seni Tari di Kalimantan Selatan,” ucap Dr Benny.
Kabar terbaru, Gita akan mendampingi tim dari Kabupaten Balangan yang mewakili Kalsel dalam Parade Tari Nusantara di TMII, Jakarta 4-8 Oktober mendatang.[]