BANJARMASIN – Keberadaan pelabuhan perikanan Banjarmasin di kawasan Jl Barito Hulu, Banjar Raya, memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat. Selain itu, keberadaannya jua berkontribusi bagi pendapatan asli daerah.
Namun demikian, keberadaan lahan pelabuhan yang hanya seluas lebih kurang satu hektare atau 10.140 meter persegi ini mulai tidak mengimbangi dengan meningkatnya aktifitas bongkar muat ikan dan berbagai sarana prasarana pendukungnya. Diperlukan untuk memperluas lahan sehingga akan memberikan kenyamanan bagi masyarakat dan pelayanan terkait dengan kepelabuhanan perikanan.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Selatan, Rusdi Hartono, S.Pi., MP., melalui Kepala Pelabuhan Perikanan Banjarmasin, Ahmad Jaki, S.Pi., M.Pi., tak memungkiri jika aktifitas masyarakat terkait sektor perikanan dengan segala pendukungnya makin meningkat.
Pihaknya berupaya memberikan pelayanan maksimal agar aktifitas di pelabuhan perikanan Banjarmasin yang dulu dikenal dengan nama Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Banjarmasin berjalan dengan baik.
Diakuinya, selain aktifitas bongkar muat ikan yang dibawa nelayan dari laut, di kawasan pelabuhan perikanan Banjarmasin tersebut jua terdapat berbagai bangunan sebagai sarana dan prasarana pendukung. Selain berdiri bangunan kantor Pelabuhan Perikanan Banjarmasin, juga ada gudang, cool storage atau ruang pendingin untuk penyimpanan ikan. Selain itu, fasilitas warung makan dan minum.
“Kalau malam hari saat aktifitas bongkar muat ikan, tentu kawasan pelabuhan ini ramai dan cukup memakan tempat karena rata-rata menggunakan mobil angkutan untuk mengangkut ikan.Di sini (pelabuhan, red) tempat pendaratan ikan yang berasal dari nelayan,” tutur Jaki, belum lama tadi.
Idealnya, lahan pelabuhan perlu adanya perluasan. Selain untuk menambah kenyamanan aktifitas masyarakat terkait perikanan dan juga pelayanan dari kantor pelabuhan, juga berdampak pada peningkatan sektor usaha dan pendapatan.
Terkait kontribusi pelabuhan ke Pemerintah Provinsi Kalsel, disebutkan bahwa tren pendapatan asli daerah (PAD) terus mengalami peningkatan. Terakhir pada tahun 2024 lalu, PAD yang disetorkan melalui pengelolaan kepelabuhanan perikanan Banjarmasin itu mencapai satu miliar rupiah lebih.
“Kalau untuk perluasan lahan memang idealnya demikian. Tapi perlu pembebasan juga. Jika dapat diwujudkan, akan lebih baik. Tidak hanya memperluas lahan pelabuhan yang di dalamnya berbagai aktifitas dan berdampak pada perputaran ekonomi, juga memberikan kemudahan akses bagi masuk dan keluarnya angkutan ikan. Selama ini hanya satu jalan yakni di kawasan Jl Barito Hulu Banjar Raya ini, tapi kalau diperluas bisa saja nantinya melewati Jl PM. Noor,” pungkas Jaki.