Istana Pengabdian

Istana Pengabdian
Ilustrasi: Google

Oleh: Almin Hatta

PERTEMPURAN fisik pasti menumpahkan darah. Serupa tapi tak sama, pertarungan memperebutkan kursi kepala pemerintahan, mulai dari presiden, gubernur, hingga bupati/walikota, pasti mengucurkan uang ratusan juta dan bahkan mencapai miliaran.

Artinya, orang yang ikut memperebutkan lambang kekuasaan itu haruslah memiliki banyak uang. Jadi, ia haruslah orang kaya. Setidaknya jauh lebih kaya ketimbang umumnya rakyat yang akan dipimpin dan diperintahnya.

Soalnya adalah, tak ada satu pun kekuasaan-pemerintahan yang digratiskan. Di sisi lain, tanpa tumpukan uang, bagaimana mungkin bisa mengerahkan ribuan orang guna membantu seseorang meraih kemenangan untuk kemudian menggenggam kekuasaan-pemerintahan.

Kalau demikian kenyataannya, tentu muncul tanya. Apa gerangan sebenarnya yang diinginkan seseorang ketika ia memutuskan ikut memperebutkan jabatan presiden, gubernur, bupati, atau walikota?

Logikanya, orang yang ikut pemilihan calon presiden, calon gubernur, calon bupati, atau calon walikota, itu bukanlah dengan tujuan mengejar harta. Sebab, seperti disebut di atas, mereka sudah kaya-raya. Meski, sebenarnya, logika ini bisa dengan gampang dipatahkan. Soalnya, sifat umum manusia selalu merasa kekurangan.

Boleh jadi, para calon gubernur, calon bupati, dan calon walikota, itu sekadar mengejar nama. Ingin terkenal belaka. Tapi, agaknya, perkiraan ini pun meragukan pula. Sebab, semua calon kepala pemerintahan itu sudah ternama. Baik yang berasal dari birokrat, pengusaha, politisi, apalagi yang berstatus sebagai ulama.

Kabarnya, semua calon kepala daerah yang sekarang sedang siap-siap berlaga tak ada yang mengejar harta. Juga tak ada yang mengejar nama. Semuanya bertekad ingin membawa daerah, baik tingkat provinsi maupun kabupaten/kota, ke arah yang lebih baik. Singkatnya, semuanya ingin membawa rakyat yang dipimpinnya meraih sejahtera.

Soalnya kini, yang namanya sejahtera itu laksana fatamorgana. Cuma bayangan yang tak pernah teraih tangan. Apalagi jika diingat, umumnya manusia selalu tak pernah merasa berkecukupan, apalagi mengaku sudah berkelebihan.

Meski demikian, kita semua tetap saja wajib berharap bahwa semua yang dikampanyekan segenap calon kepala daerah itu bukan sekadar janji palsu apalagi “tipu-tipu”. Tapi benar-benar niat mulia untuk meraih bahagia bagi semua.

Karena itu, dukunglah salah satu dari mereka yang diyakini akan sungguh-sungguh merealisasikan semua janjinya. Antarlah dia ke Istana Pengabdian bagi kemasylahatan rakyat sekalian.***

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.